Visi & Kebajikan Ayyew

Kearifan kuno dengan makna modern.

Gerakan Ecobrick di Asia berawal di kampung halaman warga Igorot di bagian utara Filipina dan sangat terilhami oleh kearifan nenek moyang mereka.

Suku Igorot, salah satu dari segelintir suku asli di Asia Tenggara yang tidak pernah terjajah, hidup sejahtera dalam keselarasan ekologis selama berabad-abad di pegunungan terpencil di bagian utara Filipina. Sebagaimana suku-suku asli di seluruh dunia, konsep limbah tidak ada dalam bahasa mereka–dan, konsekuensinya, di lingkungan sekitar mereka. Sebaliknya, budaya mereka berpedoman pada sebuah kebajikan sekaligus konsep yang dikenal sebagai ‘Ayyew’.

Sungai Chico – Kalinga, Filipina

Sejumlah fenomena seperti ‘polusi’, ‘kemiskinan’, dan ‘eksploitasi’ tidak dikenal di dunia mereka sebelum kedatangan imperialis Spanyol dan Amerika. Karena tidak pernah dijajah oleh bangsa Spanyol, Jepang, maupun Amerika, kebudayaan ‘Ayyew’ mereka yang garang sekaligus bijaksana serta-merta mengilhami dan mengantar penyebaran gerakan Ecobrick ke seluruh dunia. Secara sadar kami meminjam istilah itu untuk merangkum dan membakukan prinsip-prinsip gerakan Ecobrick. Kami merasa istilah itu mampu menjembatani celah linguistik yang mendesak dan membantu kami mengartikulasikan maksud kami selanjutnya.

Sebagai salah satu kebajikan utama masyarakat Igorot, konsep Ayyew menjadi haluan cara hidup masyarakat Igorot. Kata Ayyew tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa-bahasa Latin. Pada dasarnya, Ayyew memiliki makna kebajikan untuk selalu berusaha lebih selaras dengan siklus ekologis di sekitar. Ayyew bukan kondisi akhir, melainkan proses menuju kondisi tersebut. Namun demikian, proses yang dimaksud bersifat arahan menuju kesejahteraan yang diperoleh berkat keselarasan dengan siklus hidup di sekitar.

Ayyew adalah kebajikan atau “hal baik” bagi masyarakat Igorot, sesuatu yang baik untuk dicapai oleh tiap individu, rumah tangga, maupun komunitas. Sebagaimana tiap suara dalam sebuah paduan suara berpadu untuk mencapai harmonisasi yang mustahil diperoleh tanpa kerja sama tersebut, kehidupan mereka berintegrasi dengan siklus spesies-spesies lainnya untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang mustahil dicapai dengan cara lain.

Karena Ayyew bukan kondisi, melainkan proses, istilah ini tidak bersifat menghakimi kondisi ekologis seseorang. Dengan demikian, seorang petani industrial dengan lahan raksasa yang ditanami satu jenis saja juga bisa bersifat Ayyew! Dengan asumsi mereka sudah beralih dari usaha memperoleh keuntungan ke usaha mencapai keselarasan ekologis. Demikian pula bahwa plastik sendiri bukan hal buruk jika dilihat dari sudut pandang Ayyew. Plastik merupakan bahan dengan properti dan sifat-sifat tertentu yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara. Yang menarik, dalam bahasa Igorot, tidak pernah ada kata untuk “limbah” or “sampah”*. Dari kacamata Ayyew, tidak ada yang ‘dilahirkan’ tidak berguna. Sebaliknya, tiap bahan memiliki peluang yang dapat dimanfaatkan–atau tidak. Dengan demikian, konsep Ayyew sangat relevan bagi kita di masa kemunduran ekologis pada abad ke-21 ini, saat kita berupaya memecahkan tantangan-tantangan ekologis. Dari penilaian linier yang hitam dan putih, kita bisa beralih ke keselarasan dengan siklus.

Sawah Terasering Maligcong – Bontoc, Filipina

Salah satu contoh Ayyew dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Igorot adalah mengelola sisa makanan. Membuat kompos dari sisa makanan untuk menyuburkan kebun akan jauh lebih Ayyew ketimbang membuang sisa makanan tersebut begitu saja. Namun demikian, yang lebih Ayyew adalah memberikan sisa makanan itu kepada babi, yang kemudian akan menggemuk dan menghasilkan pupuk yang jauh lebih bernutrisi untuk kebun.

Membuat Ecobrick adalah manifestasi modern konsep Ayyew dalam hal konsumsi plastik pribadi kita.

Misalnya, memanfaatkan plastik untuk dibuat Ecobrick lebih Ayyew daripada mendaur ulang plastik tersebut: membuat Ecobrick berarti plastik dapat segera digunakan secara lokal, sementara daur ulang industrial, yang melibatkan transportasi dan pabrik-pabrik yang berjauhan, adalah proses yang lebih panjang dan lebih menguras energi. Pengembangan pemanfaatan Ecobrick oleh GEA mencerminkan lebih jauh lagi aspirasi kami akan kebajikan Ayyew. Inovasi pertama kami untuk membangun modul dengan Ecobrick adalah dengan menggunakan lem silikon. Namun lem silikon membutuhkan sedikit modal, bergantung pada bahan-bahan yang tidak dapat ditemui secara lokal (silikon dan penembaknya), dan membutuhkan keterampilan khusus (untuk menggunakan penembak lemnya).

Inovasi terkini untuk penerapan Ecobrick adalah menggunakan ban dalam motor yang sudah tidak terpakai–-yang selaras dengan siklus penggunaan dan pembuangan ban masyarakat setempat–sehingga bermanfaat bagi semua pihak. Inilah yang disebut masyarakat Igorot sebagai ‘nagagut‘ (“rajin”, atau “mencerminkan Ayyew”).

Tentu saja masih ada upaya dan penyelarasan yang lebih baik dengan siklus ekologis sekitar. Seorang pembuat Ecobrick yang Ayyew selalu berupaya untuk beralih dari modul ke kebun dan ke struktur ruang hijau tanah dan Ecobrick yang mengasingkan plastik dan CO2.

Terinspirasi oleh konsep masyarakat Igorot yang dahsyat ini, Global Ecobrick Alliance mengembangkan prinsip-prinsip, teknik, dan penerapan berdasarkan konsep Ayyew. Ayyew sangat serasi dengan filosofi regeneratif dan menjadi haluan kami dalam mengembangkan prinsip-prinsip bimbingan regeneratif yang mendasari upaya Global Ecobrick Alliance dan gerakan global Ecobrick.

 


*Dalam bahasa Kan’ka’nue yang digunakan masyarakat Igorot, tidak ada istilah atau konsep untuk ‘limbah’ sebelum kedatangan bangsa Spanyol.  Istilah ‘logit’ adalah yang terdekat, yang artinya ‘kotoran’ or ‘sesuatu yang berada tidak semestinya’. Melalui pengaruh bangsa Spanyol di Luzon bagian selatan, perlahan-lahan istilah ‘basura’ (sampah dalam bahasa Spanyol) digunakan dalam dialek Illocano dan Kan’ka’nue.

Baca lebih lanjut tentang konsep Ayyew dalam esai yang ditulis pemuka GEA, Russell Maier:

1000 Years Pollution Free

 

 

[fbbutton]

Sejarah

Gerakan Ecobrick di Asia berawal di pedesaan Gn. Province pada tahun 2011 ketika pemerintah dan masyarakat di sana tengah dihadapkan dengan krisis berupa polusi Sungai Chico. Tanpa ilusi berupa solusi skala industri, tidak satu pun kota maupun pemerintah yang dapat memecahkan masalah lokasi pembuangan limbah plastik. Pembuatan Ecobrick muncul sebagai solusi sederhana yang dapat melibatkan semua pihak untuk membantu mencegah pencemaran sungai. Selagi Ecobrick dikembangkan, prinsip-prinsip nenek moyang berupa tradisi arsitektural sirkular mengilhami modul Ecobrick Milstein serta bangunan tanah dan Ecobrick.

Desain Sirkular

Ecobrick adalah solusi mendalam untuk plastik. Ecobrick dan semua penerapannya di situs ini pada dasarnya bersifat ‘Cradle-to-Cradle’.

Pelajari lebih lanjut

Regeneratif

Ecobricking is a what we call a regenerative technology. Rather than “sustaining” the status quo, we’re careful that everything we do re-greens rather than greys.

Our Principles

Mengapa Ecobrick?

Ecobrick menjauhkan plastik & CO2 dari biosfer. Ecobricks meningkatkan kesadaran ekologis dan lebih banyak lagi!

Alasan Kita Mengemas Plastik